BIOSOLAR
Disusun Oleh:
1.Bagas
Yahmianto (XII.06.004)
2. Dedi Raharjo
(XII.06.007)
3. M. Dhian
Septiaji (XII.06.012)
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
TEGAL
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbialamin atas izin-Nya Kami bisa menyelesaikan paper ini tepat pada
waktunya. Walaupun masih banyak materi yang belum tercantum dalam paper ini di
karenakan kurangnya referensi yang kami dapatkan dalam penyusunan paper ini.
Paper ini berjudul BIOSOLAR
Tidak lupa kami hanturkan banyak terima kasih kepada
teman-teman yang membantu kami dalam menyusun Paper ini. Segala kekurangan atau
kesalahan dalam Paper ini Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sadar
Paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penulis
sangat mengharapkan kritik yang mambangun dari pembaca. Sekian dan terima
kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Saat ini
merupakan masa dimana
ketersediaan sumber daya energi non-terbarukan mulai habis, dikenal sebagai
'Peak Oil', sementara permintaan energi meningkat. Sebagai akibat dari
krisis energi di masa mendatang, baik
pemerintah atau industri
swasta mulai
mencari sumber energi alternatif dari sumber-sumber non-terbarukan
lainnya dari energi yang ada, seperti batubara dan uranium. Namun,
sumber-sumber ini terbatas dan juga pasti akan habis.
Untuk mengantisipasi punahnya bahan bakar fosil yang non-terbarukan ini
dibutuhkan terobosan teknologi yang bersifat terbarukan. Sumber energy yang
dapat diperbaharui tentu saja melibatkan komponen-komponen yang dapat
dilestarikan. Komponen tersebut adalah komponen biotic yang dikembangkan dengan
prosedur penelitian yang menghasilkan bahan bakar pengganti bahan bakar fosil.
Proses ini adalah salah satu contoh dari bioteknologi.
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme atau komponen biotic yang
dimanfaatkan cara hidupnya dan metabolismenya untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Bioteknologi memiliki peran yang sangat banyak diantaranya adalah
dalam bidang pangan, pengolohan limbah, obat-obatan, budidaya varietas unggul,
juga dalam bidang energy alternative bahkan sebagai alternative bahan bakar
minyak (BBM).
Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu sumber energy utama yang dibutuhkan
dalam kehidupan kita sehari-hari, saat ini hampir semua
aktifitas/kegiatan sehari-hari tidak pernah lepas dari ketergantungan akan
bahan bakar minyak. Dengan semakin meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak
(BBM) yang dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan, dibutuhkan
ketersediaan cadangan bahan baku yang besar. Sebagai gambaran, pada
tahun 2002 konsumsi bahan bakar minyak Indonesia sekitar 57,8 juta kilo liter
setiap harinya, sector transportasi merupakan pengguna terbesar bahan bakar minyak.
Dari konsumsi sebanyak itu 30% berasal dari minyak impor. Dengan konsumsi
sebanyak itu diperkirakan pada tahun 2015 Indonesia akan menjadi pengimpor
minyak penuh.(Elisabeth dan Haryati dalam Mukhibin, 2010)
Mencari energy alternative guna dijadikan sebagai bahan bakar minyak
merupakan suatu jalan keluar yang harus kita lakukan, terutama pada sumber
energy terbaru sebagai pengganti BBM yang telah ada. Para pakar telah menemukan
pada minyak nabati, minyak hewani atau dari minyak goreng bekas/daur
ulang dapat diproses menjadi biodiesel.
1. Apakah pengertian Biosolar?
2. Bagaimana Metodologi reproduksi Biosolar?
D. TUJUAN
Paper ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian Biosolar
b. Mengetahui Metodologi reproduksi Biosolar
c. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Terapan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Biodiesel (Biosolar)
Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan
terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri
atas ester alkil dari asam-asam lemak yang dibuat dari minyak nabati, minyak
hewani atau dari minyak goreng bekas/daur ulang melalui
proses trans atau esterifikasi. (Mukhibin,2010).
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari
rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif
bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat
dari sumber terbaharui sepertiminyak sayur atau lemak hewan. (Wikipedia
Indonesia)
Menurut Jamil (2011) biodiesel merupakan salah satu jenis biofuel (bahan
bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping Bio-etanol. Biodiesel adalah
senyawa alkil ester yang diproduksi melalui proses alkoholisis
(transesterifikasi) antara trigliserida dengan metanol atau etanol dengan
bantuan katalis basa menjadi alkil ester dan gliserol; atau esterifikasi asam-asam
lemak (bebas) dengan metanol atau etanol dengan bantuan katalis basa menjadi
senyawa alkil ester dan air. Dengan demikian biodiesel
diharapkan dapat menjadi alternative bahan bakar pengganti solark.
Reaksi transesterifikasi biodiesel sangat sederhana:
Trigliserida + 3 Methanol → ← Katalisator → Glycerine + 3 Methyl
Esters (Biodiesel)
(Campbell,2008)
B. Sifat –
sifat Penting Bahan Bakar Mesin Diesel
Sifat-sifat penting dari bahan bakar mesin diesel (solar) antara lain:
a. Viskositas
Viskositas merupakan sifat fisis yang penting bagi bahan bakar diesel.
Viskositas yang terlalu tinggi dapat mempersulit pembentukan butir-butir
cairan/kabut saat penyemprotan/atomisasi. Viskositas bahan bakar yang terlalu
rendah akan dapat mengakibatkan kebocoran pada pompa injeksi bahan bakar.
b. Pour
point
Pour point atau titik tuang adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat
dialirkan. Untuk daerah bersuhu rendah, bahan bakar dipersyaratkan tidak
membeku. Titik tuang yang terlalu tinggi akan menyebabkan kesulitan pada
pengaliran bahan bakar.
c. Flash point
Titik nyala atau flash point adalah suhu terendah dimana
bahan bakar dalam campurannya dengan udara akan menyala. Bila nyala tersebut
terjadi secara terus menerus maka suhu tersebut dinamakan titik bakar (fire
point). Titik nyala yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
keterlambatan penyalaan sementara apabila titik nyala terlampau rendah akan
menyebabkan timbulnya detonasi yaitu ledakan-ledakan kecil yang terjadi sebelum
bahan bakar masuk ke ruang bakar. Hal ini dapat menimbulkan resiko pada saat
penyimpanan.
d.Carbon residu
Sisa karbon yang tertinggal pada proses pembakaran akan menyebabkan
terbentuknya endapan kokas yang dapat menyumbat saluran bahan bakar. Hal ini
dapat menyebabkan terhambatnya operasi mesin secara normal, serta dapat
menyebabkan bagian bagian pompa injeksi bahan bakar cepat menjadi aus. Dengan
demikian semakin rendah nilai sisa karbon, semakin baik efisiensi motor
tersebut.
e. Warna
Bahan bakar tidak secara langsung berpengaruh terhadap kinerja motor/mesin
diesel. Warna yang terlalu terang, dapat dikoreksi dengan penambahan zat warna
tertentu sehingga masuk dalam standar warna bahan bakar diesel.
f. Nilai kalor
Nilai kalor bahan bakar menentukan jumlah konsumsi bahan bakar tiap satuan
waktu. Makin tinggi nilai kalor bahan bakar menunjukkan bahan bakar tersebut
semakin sedikit pemakaiannya. Tidak ada standar khusus yang menentukan nilai
kalor minimal yang harus dimiliki oleh bahan bakar mesin diesel.
g.Bilangan setana
Adalah ukuran kualitas penyalaan sebuah bahan bakar diesel dalam keadaan
terkompresi. Bilangan setana dari minyak diesel konvensional dipengaruhi oleh
struktur molekul hidrokarbon penyusun.
C. Produksi
Biodiesel (Biosolar)
Dari Warta Pertamina 11 Juni 2008, menuliskan bahwa “Biodiesel
dapat dibuat dari minyak kelapa sawit (crude palm oil /cpo)
dan minyak jarak (crude jatropha oil/CJO).
Namun untuk sementara ini, Biosolar masih mengandalkan
CPO sebagai bahan bakunya.
Perbedaan signifikan dengan Solar tampak dari kadar sulfur Biosolar yang
sangat rendah. Sulphur content maksimal yang ditetapkan
Pertamina adalah 500 ppm, jauh lebih rendah dari standar Solar 3.500 ppm dan
mendekati DEX dengan 300 ppm.
Spesifikasi ini punya makna penting. yaitu Biosolar siap dikonsumsi
mobil-mobil diesel modern.
Mesin diesel, masa kini dengan teknologi canggih seperti common-rail memang
membutuhkan bahan bakar dengan kandungan sulfur rendah, Sebab sulfur bisa
memicu karat yang bisa menyumbat saluran-saluran kecil pada sistem common-rail“.
C.1. Proses
Produksi Biodiesel dari Jarak Pagar
a. Pengepresan
biji jarak pagar
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak yaitu rendering, teknik
pengepresan mekanis (mechanical expression) dan menggunakan pelarut (solvent
extraction). Pengepresan mekanis merupakan suatu cara pemisahan minyak dari
bahan yang berupa biji-bijian dan paling sesuai untuk memisahkan minyak dari
bahan yang tinggi kadar minyaknya yaitu sekitar 30-70 persen. Kandungan
minyak biji jarak
pagar sekitar 35 - 45 persen. Berdasarkan hal tersebut maka metoda ekstraksi
yang paling sesuai untuk biji jarak yaitu teknik
pengepresan mekanis. Dua cara yang umum digunakan pada pengepresan mekanis biji
jarak yaitu pengepresan hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan
berulir (expeller pressing). Pengepresan hidrolik adalah pengepresan
dengan menggunakan tekanan. Tekanan yang dapat digunakan sekitar 140,6 kg/cm.
Besarnya tekanan yang digunakan akan mempengaruhi sedikit-banyaknya minyak
jarak yang dihasilkan. Untuk teknik pengepresan hidrolik, sebelum dilakukan
pengepresan, biji jarak perlu mendapat perlakuan pendahuluan berupa pemasakan.
Pemasakan biji jarak bertujuan untuk menggumpalkan protein. Penggumpalan
protein diperlukan demi efisiensi ekstraksi. Dengan pengepresan hidrolik dapat
dihasilkan rendemen minyak sampai dengan 30 persen. Teknik pengepresan biji
jarak dengan menggunakan ulir (screw) merupakan teknologi yang lebih
maju dan banyak digunakan di industry pengolahan minyak jarak saat ini. Dengan
cara ini biji jarak dipress menggunakan pengepresan berulir (screw) yang
berjalan secara kontinyu. Teknik ekstraksi ini tidak memerlukan perlakuan
pendahuluan bagi biji jarak yang akan diekstraksi. Biji jarak kering yang akan
diekstraksi dapat langsung dimasukkan ke dalam screw press. Tipe
alat pengepres berulir yang digunakan dapat berupa pengepres berulir tunggal (single
screw press) atau pengepres berulir ganda (twin screw press).
Rendemen minyak jarak yang dihasilkan dengan teknik pengepres berulir tunggal (single
screw press) sekitar 25 – 35 persen, sedangkan dengan teknik pengepres
berulir ganda (twin screw press) dihasilkan rendemen minyak sekitar 40 -
45 persen.
Gmbr. Diagram produksi Biodiesel dari Biji jarak pagar
b. Pengolahan
minyak jarak
Metil ester (biodiesel) dari minyak jarak pagar dapat dihasilkan melalui
proses transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak. Transesterifikasi
adalah penggantian gugus alkohol dari suatu ester dengan alkohol lain dalam
suatu proses yang menyerupai hidrolisis. Namun berbeda dengan hidrolisis, pada
proses transesterifikasi yang digunakan bukanlah air melainkan alkohol. Umumnya
katalis yang digunakan adalah sodium metilat, NaOH atau KOH. Metanol lebih umum
digunakan karena harganya lebih murah, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk
menggunakan jenis alkohol lainnya seperti etanol. Transesterifikasi merupakan
suatu reaksi kesetimbangan. Untuk mendorong reaksi agar bergerak ke kanan agar
dihasilkan metil ester (biodiesel) maka perlu digunakan
alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang dihasilkan harus
dipisahkan.
Faktor utama yang mempengaruhi rendemen ester yang dihasilkan pada reaksi
transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis
katalis yang digunakan, suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan air, dan kandungan
asam lemak bebas pada bahan baku (yang dapat menghambat reaksi yang
diharapkan). Faktor lain yang mempengaruhi kandungan ester pada biodiesel
diantaranya yaitu kandungan gliserol pada bahan baku minyak, jenis alkohol yang
digunakan pada reaksi transesterifikasi, jumlah katalis sisa dan kandungan
sabun.
C.2. Proses
Pembuatan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel
Minyak goreng sering kali dipakai untuk menggoreng secara berulang-ulang,
bahkan sampai warnanya coklat tua atau hitam dan kemudian dibuang. Penggunaan
minyak goreng secara
berulang-ulang akan menyebabkan oksidasi asam lemak tidak jenuh yang kemudian
membentuk gugus peroksida dan monomer siklik. Hal tersebut dapat menimbulkan
dampak negatif bagi yang mengkonsumsinya, yaitu menyebabkan berbagai gejala
keracunan. Beberapa penelitian pada binatang menunjukkan bahwa gugus peroksida
dalam dosis yang besar dapat merangsang terjadinya kanker kolon. Karena itu,
maka penggunaan minyak jelantah secara berulang-ulang sangat berbahaya bagi
kesehatan.
Proses pembuatan biodiesel/solar dibuat dari minyak jelantah dengan melalui
proses konversi trigliserida, dalam minyak jelantah tersebut
menjadi metal atau etil ester dengan proses yang disebut transesterifikasi.
Proses tersebut mereaksikan alkohol dengan minyak untuk
memutuskan tiga rantai gugus ester panas dan katalis basa untuk mencapai
derajat konversi tinggi dari minyak jelantah menjadi produk yang terdiri dari
biodiesel dan gliserin.
Proses pembuatan biodiesel dari minyak jelantah adalah
sebagai berikut:
1. Proses
pemurnian minyak jelantah dari pengotor dan water content
2. Esterifikasi dari asam lemak bebas (free fatty acids) yang terdapat
dalam minyak
jelantahk.
3. Trans-esterifikasi molekul trigliserida ke dalam bentuk metal ester
Reaksi
transesterifikasi mempunyai perbandingan koefisien reaksi sebagai berikut
Trigliserida:Metanol:gliserol:metil ester 1 : 3 : 3 : 1. Reaksi
transestrifikasi ini dilakukan dengan metode satu tahap (one stage method),
dimana tahapan dari reaksi ini adalah Memanaskan minyak di atas hot plate hingga
temperaturnya mencapai + 60oC sambil dilakukan pengadukan
dengan mengunakan mixer agar panasnya merata. Pengadukan dilakukan dengan
kecepatan sedang dan jangan sampai terbentuk pusaran (+ 120 rpm). Menambahkan
sodium metoksida yang telah disediakan ke dalam minyak yang telah dipanaskan
tersebut sambil dilakukan pengadukan selama + 1 jam dan temperatur dijaga agar
tetap konstan. Setelah selesai larutan didiamkan selama + 8 jam hingga seluruh
gliserin yang terbentuk mengendap pada lapisan bawah terpisah dengan ester yang
berada pada lapisan atas.
4. Pemisahan dan pemurnian
Setelah
proses pengendapan selesai dilakukan pemisahan ester dari gliserin. Ester
(Metil ester) yang diperoleh kemudian dicuci dengan menggunakan air untuk
melarutkan sisa-sisa garam
dan sabun yang terbentuk serta masih tertinggal di dalam metil ester. Proses
pencuciannya adalah dengan menambahkan air sebanyak 30 –50 % dari volum metil
ester yang dihasilkan sambil dilakukan pengadukan dengan perlahan agar tidak
menimbulkan banyak buih (sabun), setelah itu didiamkan hingga air dan ester
terpisah kemudian air bekas tersebut dipisahkan (dibuang).
5. Pencucian
Pencucian
dilakukan hingga air buangan bekas cucian mencapai pH normal (pH 6-7), sehingga
proses pencucian sangat dimungkinkan untuk dilakukan berulangkali. Setelah
pencucian selesai kemudian dilakukan proses pengeringan untuk menghilangkan
sisa air yang masih terkandung di dalam metil ester selama proses pencucian
berlangsung. Kandungan air yang tersisa dihilangkan dengan cara dipanaskan
hingga temperaturnya mencapai 110oC agar air yang masih terkandung di dalam
metil ester tersebut dapat menguap sambil dilakukan pengadukan.
Selain
berbagai metode diatas, terdapat metode kontemporer yang saat ini dikembangkan
untuk mengatasi kedua tantangan utama dalam proses produksi biodiesel yaitu
dengan menggunakan membran reaktor. Membran reaktor memadukan proses reaksi dan
proses pemisahan produk dalam satu tahap yang simultan sehingga terjadi pengadukan
bahan baku secara kontinu dan menjaga proses perpindahan massa yang besar
antara fasa yang saling tidak larut. Membran reaktor dapat melakukan pemisahan
reaktan yang tidak bereaksi dan produk yang dihasilkan secara kontinu sehingga
kesetimbangan reaksi bergeser ke arah produk dan perolehan produk biodiesel
tinggi.
Gmbr. Prinsip
dasar proses produksi biodiesel dengan minyak jelantah
D. Keunggulan
Biodiesel dibanding bakar solar fosil
Dibanding bahan bakar solar, biodiesel memiliki
keunggulan, yaitu:
a. Biodiesel
diproduksi dari bahan pertanian, sehingga dapat diperbaharui
b. Penggunaan
biodiesel 100% pada mesin diesel dapat mengurangi emisi gas CO2 sebanyak
75% diatas minyak solar,
c. Biodiesel
memilki nilai cetane yang tinggi, volatile rendah dan bebas sulfur.
d. Ramah
lingkungan karena tidak ada emisi SOx
e. Meningkatkan
nilai produk Pertanian.
f. Dapat
diproduksi sesuai kebutuhan.
g. Menurunkan
ketergantungan suplai minyak dari Negara asing dan fluktuasi harga.
h. Biodegradable.
i. Viskositas
tinggi
j. Menurunkan
tingkat opasiti asap
k. Dapat
diproduksi secara lokal
l. Pencampuran
biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan biodegradibility petroleum
diesel sampai 500 %
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Biodiesel dapat dijadikan salah satu alternative bahan
bakar pengganti bahan bakar fosil solar. Penggunaan biodiesel member keuntungan
bagi kelestarian sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dikonversi
menjadi sumber daya alam yang berasal dari produk biotic yang dapat
diperbaharui. Efektivitas pembakaran dengan emisi yang aman menambah keunggulan
bagi Biodiesel
b. Biodiesel dapat disintesis dari minyak jelantah kelapa sawit
melalui dua tahapan reaksi yaitu reaksi esterifikasi dan transesterifikasi.
Dari 200 mL minyak jelantah yang digunakan diperoleh biodiesel sebanyak 157 mL
atau 78,5 %.
c. Selain dari minyak jelantah juga dapat dibuat dengan
bahan biji jarak.
d. Biodiesel dapat diproduksi secara local dan sesuai
kebutuhan.
B. Saran
a. Sosialisasi tentang bahan bakar alternative ini perlu
dikembangkan dalam rangka mempercepat
kemajuan teknologi secara merata sekaligus mempercepat penggunaan bahan bakar
secara efisien.
b. Di bidang pendidikan hendaknya
disalurkan dalam bentuk praktek sederhana
pembuatan biodiesel di sekolah karena biodiesel bisa dibuat dalam skala kecil dan menengah.
Hotels near Casino of Fun - Mapyro
BalasHapusHotels 1 거제 출장안마 - 12 of 74 — The following hotels are close to Casino of Fun - Mapyro. Casino 의정부 출장마사지 of Fun. Hotels 1 고양 출장샵 - 12 of 74. Hotels 1 통영 출장샵 - 12 대구광역 출장안마 of 74.